Bertambahnya usia, tambah dewasanya pemikiran, kebohongan pun ikut bertambah 'pintar'. Kita sadari atau tidak, kita inginkan atau tidak, kita sengaja maupun tidak, kebohongan slalu menjadi bagian kegiatan kita.
Kita berbohong untuk menenangkan hati kita, kita berbohong untuk mendapatkan apa yang kita inginkan, kita berbohong menutupi kesedihan kegundahan kegalauan kita, kita berbohong ketika bilang 'semuanya baik-baik saja', kita berbohong ketika bilang 'tidak apa-apa', kita berbohong ketika kita bilang 'selamat', kita berbohong ketika kita bilang 'aku ikut senang', kita berbohong ketika kita bilang 'aku tidak marah', kita berbohong ketika tertawa, kita berbohong untuk menakuti orang lain, kita berbohong untuk menghibur orang lain, kita berbohong untuk menjaga perasaan orang lain, kita berbohong untuk menghormati orang lain, dan kita berbohong untuk menutupi kebohongan-kebohongan yang pernah kita lakukan.
Kita berbohong untuk menenangkan hati kita, kita berbohong untuk mendapatkan apa yang kita inginkan, kita berbohong menutupi kesedihan kegundahan kegalauan kita, kita berbohong ketika bilang 'semuanya baik-baik saja', kita berbohong ketika bilang 'tidak apa-apa', kita berbohong ketika kita bilang 'selamat', kita berbohong ketika kita bilang 'aku ikut senang', kita berbohong ketika kita bilang 'aku tidak marah', kita berbohong ketika tertawa, kita berbohong untuk menakuti orang lain, kita berbohong untuk menghibur orang lain, kita berbohong untuk menjaga perasaan orang lain, kita berbohong untuk menghormati orang lain, dan kita berbohong untuk menutupi kebohongan-kebohongan yang pernah kita lakukan.